Persaingan antara Liverpool dan Everton dimulai pada 1892. Saat itu
satu-satunya klub sepakbola di Liverpool bernama Everton Football Club.
Akibat sengketa sewa lahan Anfield Road -- stadion yang kini digunakan Reds
-- para anggota dan pemain inti Everton harus mencari tempat baru
sebagai kandang klub. Mereka memilih Goodison Park, sedangkan mereka
yang tinggal di Anfield membentuk klub baru. Pihak Liga tidak
mengizinkan penggunaan dua nama Everton, sehingga pihak Anfield
mengubah nama mereka dari Everton Athletics Grounds Ltd menjadi
Liverpool Football Club.
Pertemuan pertama kedua tim di kancah liga terjadi musim 1894-95.
Saat itu Everton tak terkalahkan, menang 3-0 dan imbang 2-2 di Anfield.
Hingga lima pertandingan, Everton tak terkalahkan. Barulah musim
1897-98, saat bermain di Anfield, Liverpool sukses membukukan
kemenangan 3-1. Hasil serupa diulangi musim berikutnya, ketika
Liverpool sukses memenangi dua pertemuan mereka.
Kalau dilihat dari rekor pertemuan kedua tim, kekuatan nyaris
berimbang. Rekor tak terkalahkan kandang dan tandang hingga saat ini
dipegang Everton dengan torehan 14 kali. Liverpool juga mencatat rekor
14 kali tak terkalahkan di kandang sepanjang musim 1970-71 hingga
1984-85.
Everton memegang rekor tak terkalahkan saat tandang sebanyak 15
pertandingan selama 1899-1920, lengkap dengan 10 kali kemenangan.
Sedangkan Liverpool memegang rekor lima kali menang berturut-turut di
kandang sepanjang 1932-1937.
Pada masa Liga Primer, Everton pernah mencatat rekor istimewa, hanya
kalah sekali dalam 11 pertemuan mereka pada 1994 hingga 1999. Rekor
tersebut di antaranya diraih semasa rezim manajer Joe Royle. Dalam dua
setengah musim kepemimpinan Royle, Everton tak terkalahkan dalam lima
pertemuan. Namun, setelahnya Liverpool mendominasi derby dan memasuki abad ke-21, Everton belum pernah menang lagi di Anfield.
Kemenangan 3-0 Everton di Goodison Park pada September 2006 menjadi hasil derby terbaik mereka dalam 45 tahun terakhir dan pertandingan kedua setelah 22 tahun yang berakhir dengan skor serupa.
Di luar pertikaian yang memulai perseteruan dua kubu, belakangan derby kedua tim dianggap sebagai derby
yang bersahabat. Alih-alih saling menghujat atau membenci, kedua tim
punya hubungan erat. Boleh dibilang "akrab". Mungkin ini karena mereka
awalnya berasal dari inti yang sama.
Beberapa catatan fakta mendukung anggapan tersebut. Misalnya, hingga
kini Liverpool menggunakan tempat yang dulu digunakan Everton sebagai
kandang, yaitu di Anfield, meski tak ada lagi kesan ini Anfield yang
dulu pernah dimanfaatkan Everton. Namun, lokasi dan lapangannya masih
tetap sama.
Everton memenangi trofi liga pertama saat bermain di Anfield dan
pernah menyelenggarakan partai internasional antara Inggris dan
Irlandia di Anfield.
"Keakraban" yang paling signifikan terasa saat 96 fans Liverpool
tewas dalam tragedi Hillsborough, April 1989. Ketika itu, kedua kubu
fans bersatu padu menggalang persaudaraan. Mereka mengenakan syal merah
dan biru untuk berparade sepanjang Stanley Park, dari Anfield hingga
Goodison Park, untuk menyatakan rasa berbela sungkawa.
Saking meluruhnya warna merah dan biru di kota Liverpool, bukan hal
yang aneh ditemui anggota keluarga sekali pun membela klub yang berbeda
begitu duduk dalam stadion. Mereka duduk berdampingan, dan membela klub
masing-masing tanpa rasa bermusuhan. Pada final Piala Liga 1984, kedua
kubu bersama-sama menyanyikan "Merseyside, Merseyside" di dalam stadion
Wembley merayakan partai all Liverpool final.
Tahun lalu, Liverpool juga pernah mengundang keluarga Rhys Jones -- bocah fans Toffees berusia 11 tahun yang tewas akibat aksi kriminal bersenjata -- untuk menyaksikan partai Liga Champions di Anfield.
Tak cuma lingkungan keluarga, fakta pemain kedua tim yang mendukung
tim tetangganya juga bukan hal yang tabu. Ingat Robbie Fowler? Striker
pujaan publik The Kop itu seorang Evertonian. Begitu juga Jamie Carragher, Steve McManaman, Michael Owen, dan Ian Rush! Dari kubu Toffees, Leon Osman, Peter Reid, dan Dave Watson adalah sebagian pemain mereka yang Liverpudlian.
Di atas lapangan, salah satu pertandingan yang selalu dikenang
adalah pada partai Piala FA 1991 yang berakhir 4-4. Saat itu Everton
tertinggal empat kali sebelum mampu memaksakan pertandingan ulangan.
Pada pertemuan kedua itu, Toffees berhasil menang 1-0 dan pada pekan yang sama, manajer Pool Kenny Dalglish mengundurkan diri.
Akhir pekan ini, derby Merseyside kembali digelar. Pertemuan
pertama akan digelar di Goodison Park. Tuan rumah baru mengemas tujuh
poin -- hasil dua kali menang dan sekali imbang -- dari lima
pertandingan awal musim ini. Sedangkan, penampilan tamunya lebih
mentereng. Liverpool belum terkalahkan sepanjang awal musim ini. Dalam
lima partai liga yang dijalani, Reds mencatat tiga kali kemenangan dan dua kali seri.
Pada derby musim lalu, Liverpool berhasil dua kali menang
atas Everton. Dua gol Dirk Kuyt membawa Reds unggul 2-1 di Goodison
Park. Partai itu juga menyisakan drama karena Toffees mengklaim
seharusnya mereka mendapat dua kali penalti. Selain itu, sengitnya
pertandingan membuat dua pemain tuan rumah, Phil Neville dan Tony
Hibbert, mendapat kartu merah.
Meskipun bersahabat, gengsi akan tetap jadi nomor satu di atas lapangan. (goal)
|