Sepak bola modern memang menjadi dominasi pria. Baru
di akhir abad ke-20, sepak bola wanita mulai marak, bahkan akhirnya
punya Piala Dunia pertama kalinya pada tahun 1991.
Namun,
sebenarnya sejarah sepak bola wanita sudah ada sejak lama dilakukan
masyarakat Cina. Meski sepak bola modern ditemukan Inggris, sebenarnya
permainan sepak bola memang sudah ada di China sejak lama. Khusus
wanita, permainan menyepak bola itu sudah dilakukan para wanita China
pada tahun 25, atau tepatnya pada Dinasti Donghan (25-220).
Setelah
itu, sepak bola wanita seolah meredup. Apalagi pada Dinasti Qing
(1644-1912) yang tak suka sepak bola. Bahkan, sepak bola wanita
dilarang di negeri itu sepanjang kekuasaan Dinasti Qing. Para wanita
China akhirnya bermain sepak bola secara sembunyi-sembunyi.
Baru
pada tahun 1920, sepak bola wanita kembali dimainkan di China. Bahkan,
beberapa sekolah sengaja mengadakan kurikulum sepak bola untuk wanita.
Di
Eropa, sebenarnya sepak bola wanita juga mulai marak dimainkan oleh
para wanita, seiring maraknya sepak bola modern. Namun, kegiatan kaum
hawa itu kurang berkembang dan minim sambutan.
Pada tahun 1921,
sebuah pertandingan sepak bola wanita digelar di Everton. Penontonnya
membeludak, mencapai 53.000. Herannya, Federasi Sepak Bola Inggris (FA)
justru beraksi negatif. Seolah takut sepak bola pria kalah saing, para
pejabat FA akhirnya mengeluarkan dekrit melarang sepak bola wanita.
Dalam 34 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1955, Jerman dan Belanda
juga menerapkan larangan untuk sepak bola wanita. Semua alasannya
serupa: sepak bola tak cocok buat wanita.
Sepak bola wanita yang
mulai menonjol pun, tenggelam seketika. Baru pada tahun 1970, ketiga
negara Eropa itu membolehkan kembali olahraga sepak bola bagi wanita.
Sejak itu, sepak bola wanita modern mulai berkembang dan pada tahun
1991 sudah ada Piala Dunia untuk wanita. Bahkan, beberapa klub akhirnya
membentuk tim wanita dan mengadakan kompetisinya sendiri. (kompas)