Matahari telah memasuki peraduannya pada Rabu (10/4). Seperti dilaporkan Mirror,
sebuah ruangan VIP di Funky Buddha – sebuah klub malam terkenal di Kota
London (Inggris) – terlihat marak. Wajah-wajah terkenal di lapangan
hijau seperti Frank Lampard, John Tery, dan Joe Cole terlihat di
dalamnya.
Sejurus kemudian, champagne dan vodka dihidangkan. Para pemain Chelsea itu kemudian menikmati sajian yang ada. Tak lama kemudian, Mirror melaporkan Terry naik ke atas panggung. Dia merebut mikrofon dari tangan disc jockey, lalu bernyanyi sambil menggoda wanita-wanita cantik yang ada di ruangan tersebut.
Saat
Terry yang kemudian ditemani Joe Cole, Shaun Wiright Phillips, dan
Michael Ballack terus bernyanyi, para pemain lain seperti Lampard asyik
di sofanya masing-masing. Maklum, di depan mata mereka para cewek
sengaja bergoyang erotis untuk menggoda.
Seperti itulah
suasana pesta yang dilakukan para pemain Chelsea usai memastikan diri
menembus semifinal Liga Champions 2007-08. Sukses menyingkirkan
Fenerbahce itu mereka rayakan dengan meriah dan nakal.
Bagi
sebagian orang, pesta ini terlihat liar. Namun bagi sejumlah pebola
tenar, kemeriahan semacam ini sudah biasa. Bukan satu atau dua kali
skuad The Blues menggelar perhelatan serupa. Bahkan, tidak hanya
pasukan Chelsea saja yang menggelarnya. Para penggawa tim lain tak
kalah “gilanya” dalam berpesta. Sebut saja bagaimana meriahnya pesta
perayaan juara Liga BBVA, Real Madrid pada musim 2006-07. Daily Mail menyatakan David Beckham cs tak lelah berpesta dari malam hari hingga jam tujuh pagi di Kota Madrid (Spanyol).
Pengakuan
striker Manchester United, Wayne Rooney kepada The Sun mempertegas
kegemaran para pebola berpesta-pora. Menurutnya, usai memenangi Liga
Champions 2007-08, dirinya dan seluruh rekannya menggelar pesta di
hotel mereka di Kota Moskva (Rusia). Pesta itu begitu semarak. Rooney
yang gembira sampai lupa diri. Akhirnya ketika kembali ke kamar, dia
tak sadar tertidur di lantai.
“Kami pergi ke pesta yang sangat
brilian sesudah pertandingan itu. Dan, aku baru masuk ke kamar pada
pukul 02.30. Aku rasa diriku yang pertama kembali,” katanya.
KELEWAT BATAS Pesta
bagi pebola adalah hal biasa. Dengan bayaran berlimpah, mereka dengan
enteng mengobral uang bisa berpesta setiap malam. Sebenarnya tidak ada
yang salah dengan tindakan mereka. Namun sebagai public figure dan
pemain profesional, kelakukan mereka kerap mendapat sorotan tajam.
Terlebih lagi terkadang tingkah mereka kelewat batas. Masih
ingatkah dengan kasus pemerkosaan dalam sebuah pesta skuad MU pada 2007
lalu? Meski akhirnya tidak terbukti, namun citra MU telah tercoreng
akibat hal tersebut.
Belum lagi efek negatif yang diterima klub,
jika pemainnya gemar berpesta. Tak jarang, tim akan dirugikan. Mereka
bakal membayar pemain dengan performa yang jelek akibat kondisi fisik
menurun karena kurang beristirahat. Ini dialami Inter Milan yang
terpaksa menerima penurunan penampilan striker Adriano.
Para
pemain seperti striker asal Senegal, El Hadji Diouf menyadari risiko
ini. Tapi, karena sudah telanjur suka, Diouf tak takut untuk terus
berpesta. “Jika aku terus berpesta, namun mampu mencetak gol, tidak
akan ada yang akan menulis hal buruk tentangku,” katanya kepada The Sun.
Sayang,
penyerang asal Sunderland ini tidak konsisten dengan ucapannya. Kurang
dari dua hari sebelum timnya dipermalukan Chelsea 0-5 di Stamford
Bridge (01/11), dia bersama Pascal Chimbonda dan Djibril Cisse ketahuan
sedang pesta minuman keras untuk merayakan ulang tahun striker
Newcastle United, Obafemi Martins. Dapat dibayangkan bagaimana geramnya
manajer The Black Cats, Roy Keane saat mengetahui hal ini.
Yang
lebih mengenaskan lagi, pebola sering tidak tahu diri untuk menggelar
pesta. Meski timnya baru terpuruk, mereka sering tidak malu untuk
bersenang-senang. Hal seperti ini pernah dilakukan para pemain Rep.
Ceko pada tahun 2007 lalu.
Waktu itu Tomas Rosicky bersama
Martin Jiranek, Tomas Ujfalusi, Polak, dan Marek Cech asyik berpesta di
kamar hotelnya sambil menyewa pekerja seks komersial. Padahal, Rep.
Ceko baru saja dikalahkan Jerman di kualifikasi Piala Eropa 2008. Tak
ayal, asosiasi sepak bola Rep. Ceko berang dan menjatuhkan denda
sebesar 25 ribu pounds (sekitar Rp434, 6 juta) kepada Rosicky dkk
(29/03/07). (kompas)