Tuesday, 2025-07-08, 12:58 PM | Welcome Guest

Let's (Not) Talk About Football

Main » 2008 » October » 28 » Tim Desa yang Luar Biasa
Tim Desa yang Luar Biasa
9:32 AM
TSG Hoffenheim jelas bukan tim promosi biasa bila di pekan kesembilan sudah mampu menguasai Bundesliga. Semua orang terbelalak tak percaya, termasuk pelatihnya sendiri.

Minggu (26/10/2008) malam, Hoffenheim menaklukkan tim papan atas Hamburg SV dengan skor telak 3-0. Dengan nilai 19, Hoffe pun berhak atas posisi teratas Bundesliga, mengungguli Bayer Leverkusen yang berkuasa sehari sebelumnya.

"Saya terkejut dengan penampilan kami," ujar pelatih Ralf Rangnick di Goal. "Tim ini bermain persis seperti apa yang kami rencanakan di papan gambar dan kami berhasil dengan gaya yang sama ketika melawan Dortmund (21 September, ketika itu Hoffe menang 4-1--red)."

Bila Rangnick saja tak percaya dengan kiprah anak-anak asuhnya, demikian juga publik. Luar biasa karena Hoffenheim adalah tim promosi. Status yang mereka emban ketika naik pangkat ke Bundesliga pun bukanlah juara Bundesliga 2, tapi hanya runner-up.

Yang hebat, Hoffenheim melakukannya tanpa dukungan pemain-pemain bintang yang dibeli dengan harga mahal. Siapa yang kenal dengan nama Chinedu Ogbuke Obasi, Vedad Ibisevic atau Sejad Salihovic?

Hoffenheim adalah anak ajaib sepakbola Jerman. Delapan tahun lalu mereka masih terbenam di Verbandsliga, kasta tingkat enam di hierarki sepakbola Jerman.

Setahun kemudian, Hoffe naik pangkat ke Oberliga. Di sana mereka hanya butuh setahun untuk promosi ke Regionalliga Sud. Di kasta inilah Hoffenheim bertahan cukup lama hingga musim 2006-2007. Di akhir musim itu, Hoffe naik ke Bundesliga 2.

Di Bundesliga 2, Hoffe juga menjadi fenomena. Tampil sebagai tim promosi, mereka langsung naik ke Bundesliga berkat keberhasilan menduduki peringkat dua.

Artinya, Hoffe melompat lima tingkat hanya dalam waktu delapan tahun.

Apa itu Hoffenheim? Pertanyaan itu banyak muncul ketika klub tersebut promosi ke Bundesliga 1, kasta tertinggi kompetisi sepakbola Jerman, musim 2008-09 ini. Sebab, banyak orang yang baru kenal dengan nama itu, termasuk orang Eropa, bahkan orang Jerman sendiri.

Hoffenheim tak lebih dari sebuah desa. Bahkan, pemerintah Jerman baru meresmikan tempat itu sebagai distrik pada 1972. Hoffenhaim hanya desa kecil di wilayah Rhein-Neckar-Kreis, Baden-Wuerttemberg. Wilayah yang benar-benar ndeso. Penduduknya saja hanya 3.272 jiwa berdasarkan sensus 24 Oktober 2008 ini.

Maka, klub sepakbola mereka, TSG 1899 Hoffenheim, juga tak terlalu dikenal. Padahal, klub itu berdiri sejak 1 Juli 1899. Sebuah umur yang sangat tua.

Meski penduduknya tak sampai 4.000 jiwa, tapi setiap mereka tampil selalu menyedot 25.000 penonton. Jumlah itu sudah cukup memenuhi stadion mereka, Carl-Benz. Maka, klub itu membangun stadion baru yang rencananya selesai Januari 2009, agar bisa menampung lebih banyak penonto.

"Ada euforia luar biasa tentang sukses Hoffenheim, sehingga banyak penonton yang penasaran. Bahkan, stadion baru nanti pun mungkin tak bisa menampung jumlah penonton," kata pelatih Hoffenheim, Tomislav Maric.

Padahal, stadion baru nanti berkapasitas 40.000 orang. Itu artinya 10 kali lipat dari penduduk Hoffenheim. Namun, kesuksesan klub itu mampu memikat hati penduduk di luar desa.

Wajar jika setiap Hoffenheim main, ada suporter menggunakan kaus bertuliskan, "Seluruh penduduk desa ada di sini." Ya iyalah, penduduknya saja tak ada 4.000. Sedangkan penontonnya mencapai 25.000.

Maka, kini dunia sepakbola memang dipaksa mengenalnya. Sebab, klub kecil itu membuat fenomena menarik di Bundesliga. Mereka beberapa kali memimpin klasemen. Sempat turun, mulai pekan ke-9 kembali memimpin dengan nilai 19. Sukses itu terjadi setelah mereka menghajar klub kuat Hamburg SV 3-0, Minggu (26/10).

Luar biasa! Bayern Muenchen pun tertinggal 4 poin dari Hoffenheim. "Kami sekarang kembali ke puncak klasemen lagi. Tapi, yang terpenting lagi kami ingin terus menjaga rencana terus mengembangkan klub," kata Manajer Umum Hoffenheim, Jan Schindelmeiser.

"Tentu saja, kami sangat kaget kesuksesan datang begitu cepat. Tapi, kami juga sadar bahwa para pemain yang kami miliki sangat berbakat dan punya keinginan belajar serta berkembang," tambahnya.

Yang tak kalah mengagumkan, Hoffenheim punya permainan sangat menghibur. Mereka selalu menyerang. Bahkan, sampai pekan ke-9, Hoffenheim menjadi klub paling produktif dengan mencetak 24 gol.

Dan, produktivitas itu tak lepas dari anak muda fenomenal juga. Dia adalah Vedad Ibisecic, keturunan Bosnia yang orangtuanya tinggal di St. Louis, Missouri. Sampai pekan ke-9, dia masih menjadi top skorer Bundesliga 1 dengan 10 gol.

Hoffenheim kini menjadi kisah dramatis, sekaligus bikin banyak orang penasaran. Padahal, meski sudah tua, Hoffenheim tak lebih dari klub amatir. Dia kemudian mencoba-coba mengikuti kompetisi dan sukses sampai sekarang.

Pertanyaan yang kini mengemuka adalah apakah pasukan Rangnick mampu menjadi juara di kesempatan pertamanya mencicipi kasta tertinggi sepakbola Jerman? Tim terakhir yang mampu melakukannya adalah Kaiserlautern yang menjadi juara Bundesliga musim 1997-98 meski berstatus tim promosi. (detiksport & kompas)



Views: 721 | Added by: benk2 | Rating: 0.0/0 |
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form
News calendar
«  October 2008  »
Su Mo Tu We Th Fr Sa
   1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031
Search
Site friends